Puisi-puisi Binti Mahmudah
Seorang Gadis random yang siap mengikuti alurmu dengan senang hati
Rintihan Kepedihan
Tuhan, kampus kami sedang sesak
Siapa saja dimintanya berjarak
Semua terdampak, tergeletak, bengkak
Tak ada lagi tawa terbahak-bahak
Semangat kami, kini gugur
Hancur, benar-benar lebur
Mental tumpas digempur
Tapi kalbu dituntut tafakur
Kami nyaris gila menatap layar
Dosen berkacamata kesasar
Kehidupan sekitar pincang
Orang malang berlalu-lalang
Saujana, sekala hanya air mata
Senandika gundah gulana kasatmata
Lewat tatap netra setiap nyawa
Cedera, semua, entah jiwa atau raga
Gedung-gedung tinggi kampus
Ditutup layaknya terkena kasus
Lorong-lorong kosong meneropong
Berteriak minta tolong jangan dikosong
Bagaimana nasib kami mahasiswa?
Jika kampus kami terus sesak
Jika gerak kehidupan terus tertahan
Akankah kami mati bodoh di perantauan?
__________
Jember, 23 Oktober 2022.
Secercah Gundah Mendesah Resah
Tuan … jujur, kau bagiku bukan sebatas pelipur
Melainkan penghibur, yang tak pernah libur
Analekta harsa buana seakan milik kita berdua
Kita, dua insan nan mulai terlena akan Tuhan kita
Butanya sang netra sebab rasa cintaku padanya
Membuatku lupa, akan nada-nada do’a kita tak pernah seirama
Senyummu nan begitu candu, suah meracuni kalbuku
Hingga gundah kalbuku dalam tiap sujudku
Dengkurmu nan mengalun begitu akur
Perlahan membuat imanku luntur, pun melebur
Sayang … maaf jika nanti rasa ini harus kubuang
Sebab aku tak ingin ridho-Nya hilang.
__________
Blitar, 01 Oktober 2021.
Nelangsa
Nelangsa sebab ketidakadilan
Agaknya kelak menjadi bencana mengerikan
Kala paradigma-paradigma negatif lekas berceceran
Hukum alam dibuat tunduk pada kemauan
Siapa nan berkutik dibidik
Konon katanya manusia terdidik
Nyatanya awak petinggi disetir cengir kikir
Pundi-pundi penuh kertas ilegal, mubazir
Bebas berdemokrasi ditebas tanpa welas
Keadilan tidak lagi terpandang anfas
Pentas para petugas begitu apik dikemas
Sisi minus pun amat alus diamplas
Tutur jujur dikubur hidup-hidup, hancur
Anumerta, benih lintah darat ikut berbaur
Demokrasi nan dikata amat selesa
Tidaklah nyata, buktinya pun tak kasar mata.
___________
Blitar, 14 Juli 2022.
penulis: Binti Mahmudah
editor: Haikal
Seorang Gadis random yang siap mengikuti alurmu dengan senang hati