Era Society 5.0 Memasifkan Peran Perempuan sebagai Pilar Peradaban
Perempuan sebagai pilar peradaban? Secara umum, kata “perempuan” sering dikaitkan dengan kata “empu” pada Bahasa Jawa Kuno, selanjutnya digunakan dalam Bahasa Melayu, yang bermakna “tuan, mulia, hormat”. Kata empu mendapat tambahan “per-” dan “-an” yang selanjutnya tersusun kata “perempuan”. Beberapa sumber pun mengatakan bahwa kata empu pada perempuan berkaitan dengan kata ampu yang bermakna “sokong, penyangga”. Definisi perempuan tersebut secara tidak langsung mendeskripsikan bahwa perempuan memang merupakan sosok penyangga atau bisa disebut sebagai “pilar”, bahkan dimuliakan sebagaimana dalam perspektif agama Islam yang selalu memuliakan dan menghormati perempuan.
Perempuan merupakan manusia berhati lembut dan dapat menanggung beban berat serta multiperan, seperti menjadi ibu, istri, dan juga berkarir. Saya sepakat bahwasanya perempuan disebut sebagai pilar peradaban, sebab dari rahim perempuanlah para generasi-generasi suatu bangsa itu terlahir, dan dari generasi-generasi tersebutlah suatu bangsa terkonstruksi. Bahkan ada ucapan yang mengatakan bahwa perempuan sebagai tiang negara, yang mana apabila perempuannya baik, maka baik pula negaranya serta ketika rusak perempuannya, maka akan rusak pula negaranya. Oleh karena itu, perempuan dituntut untuk berpendidikan tinggi, cerdas, berkarakter, kreatif, berpikir kritis, untuk membekali diri sebagai tempat pendidikan pertama bagi anak-anaknya, sehingga mampu memberikan contoh dan teladan bagi anak-anaknya guna menciptakan generasi yang unggul dan berkarakter dimasa depan. Peran perempuan tidak sampai di situ saja, mereka juga memiliki tanggung jawab yang sama dengan laki-laki untuk berpartisipasi secara langsung dalam pembangunan bangsa. Apabila kita berkaca pada masa lalu, yang mana perempuan banyak mengalami diskriminasi terhadap kaum laki-laki, perempuan dipandang rendah dan hanya mengurusi urusan domestik seperti menyapu, mencuci, memasak, dan lainnya sehingga membuat para perempuan memiliki banyak keterbatasan untuk mendapatkan peran di berbagai sektor kehidupan, maka hari ini kita melihat kiprah perempuan begitu masif di berbagai lini. Perempuan sudah banyak mendapatkan haknya untuk mencapai kesetaraan dengan kaum laki-laki. Pemberdayaan terhadap kaum perempuan telah banyak disuarakan di berbagai media.
Pada era ini, teknologi berkembang begitu pesat sehingga seolah-olah tidak ada sekat yang membuat banyak informasi, aktivitas, dan lainnya dapat begitu mudah diakses dan sampai pada semua kalangan. Hal ini menjadi sebuah peluang dan juga merupakan tantangan untuk kaum perempuan. Bagi kaum perempuan hal ini menjadi sesuatu yang baik karena mendorong peningkatan akses perempuan terhadap pendidikan, karier, dan aktualisasi diri serta terus mengkampanyekan dan memberdayakan para perempuan untuk bisa turut berkiprah di berbagai sektor kehidupan, utamanya dalam ranah publik; politik, bisnis, dan lain sebagainya.
Hari ini kita telah disuguhkan banyak sekali kiprah dari perempuan-perempuan hebat yang telah turut andil di berbagai bidang di era ini, dengan memanfaatkan kemajuan teknologi di era society 5.0. Seperti misalnya saja Najwa Shihab bersama tim jurnalismenya yang berani menguak berbagai persoalan. Sosok Najwa yang dikenal orang-orang sebagai perempuan yang tegas, cerdas, berani, dan mandiri membuatnya sukses membawai perusahaan Narasi yang bergerak dibidang jurnalisme. kemudian Ibu Risma Maharani mantan Walikota Surabaya, sosok perempuan yang sukses meniti karirnya di ranah pemerintahan, Maudy Ayunda sosok perempuan cerdas, berkarir dan mandiri dengan cerita pendidikan inspiratifnya melalui media sosialnya berhasil memotivasi banyak perempuan. Pun Felicya Angelista yang telah sukses menjadi CEO Scarlett yang viral dan turut mewarnai bisnis kecantikan. Berkat ide kreatif dan kiprahnya di dunia entertainment sehingga dikenal banyak orang, serta memanfaatkan akun media sosialnya Felicya berhasil mendirikan perusahaan bisnis kecantikan yang sangat popular hari ini. Beberapa contoh tersebut menunjukkan dengan jelas bagaimana era society 5.0 ini turut mendukung dan menjembatani kiprah kaum perempuan dalam berbagai hal. Selain itu, hal tersebut juga telah membuktikan bahwa hari ini perempuan telah merdeka, perempuan telah mendapatkan hak yang setara dengan kaum laki-laki, perempuan hari ini telah terbebas dari batasan-batasan dan diskriminasi gender yang sebelumnya telah membuat perempuan sulit untuk mengeksplorasi dirinya.
Kiprah perempuan sebagai pilar peradaban di era society 5.0 ini sudah semakin massif di berbagai sektor kehidupan. Era ini telah mendukung dan memasifkan perempuan untuk terus berkiprah di berbagai bidang dan semakin mudah untuk turut serta berpartisipasi dalam pembangunan bangsa. Namun di era yang serba digital ini pula tantangan bagi perempuan ialah bagaimana dia bisa meng-upgrade dirinya agar tidak tertinggal dan tetap bisa kreatif, berinovasi, dan mandiri. Menurut data napoloencat pada tahun 2021 pengguna Instagram terbanyak di Indonesia adalah kaum perempuan. Mengacu dari data tersebut kita bisa tahu bahwa banyak perempuan yang telah beradaptasi dengan era yang semakin canggih ini, dengan catatan kita juga harus melihat bagaimana aktivitas kaum perempuan di media sosial tersebut, apakah bermanfaat dan positif atau malah sebaliknya. Di sinilah tantangan yang harus dihadapi bagi kaum perempuan di era ini. Sebab sebagai pilar peradaban perempuan dituntut untuk aktif, cerdas, kreatif, mandiri, dan bisa melakukan banyak hal terutama di era society 5.0 di mana semua teknologi merupakan bagian dari manusia itu sendiri untuk menjalani kehidupan.
penulis: Rohmatul Aimmah
Ilustrasi: Cindy Amelia