Adakan Piknik, Jentera Angkat Tema “Merajut Identitas Sastra: Puisi Berbentuk Suara Keadilan Gender”

Minggu (17/11), Komunitas Jentera mengadakan kegiatan piknik kreatif dengan tema “Merajut Identitas Sastra: Puisi Berbentuk Suara Keadilan Gender”. Kegiatan ini diselenggarakan oleh mahasiswa Sastra Indonesia angkatan 2024 sebagai bagian dari tugas Mata Kuliah Umum (MKU) Bahasa Indonesia dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat. Piknik kreatif tersebut berlangsung di Lapangan Universitas Jember.
Mario, Ketua Kelompok Komunitas Jentera, menjelaskan alasan pemilihan tema “Merajut Identitas Sastra: Puisi Berbentuk Suara Keadilan Gender” karena pemahaman tentang studi gender dan feminisme di kalangan pelajar masih kurang. Forum ini diadakan untuk meningkatkan wawasan tersebut, “Saya rasa wawasan terkait studi gender dan feminisme dalam kalangan mahasiswa masih terbilang kurang di lingkup mahasiswa. Saya rasa forum yang kami ciptakan ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan terkait studi gender dan feminisme,” jelas Mario pada Minggu (17/11).
Mario menyampaikan bahwa dosen yang menginisiasi kegiatan pengabdian masyarakat dalam bentuk piknik kreatif adalah Zahratul Umniyyah, “Dosen pengampu mata kuliah umum bahasa Indonesia kami itu Ibu Zahratul Umniyyah, yang biasa dikenal Bu Nia di Sastra Indonesia.” Mario juga menjelaskan bahwa materi piknik kreatif ini juga saran dari beliau, “Sebenernya iya, juga salah satu saran dari Ibu Nia,” ujarnya.
Ia mengungkapkan diadakannya forum diskusi di lapangan depan perpustakaan pusat adalah karena ingin menciptakan ruang diskusi yang santai, tidak formal, dan ringan meskipun tema yang diangkat sebenarnya cukup berat. “Kami rasa komunitas Jentera ingin membuat wadah diskusi namun sangat nyantai aja ngga formal ngga terlalu berat banget yang diomongin. Ya walaupun cukup terbilang berat tema yang kami bawakan, cuma ya kami gamau ngambil ribet dibawa santai aja,” ungkapnya.
Keunikan acara diskusi terletak pada tema yang jarang diangkat oleh forum-forum lain, “Yang unik dari acara kami itu, ya kami membawakan tema yang sedikit orang yang bawakan pada saat forum mereka gitu, jarang yang mengangkat tema ini.”
Ia juga mengungkapkan tantangan yang dihadapinya dalam menyelenggarakan acara diskusi santai tersebut, “Tantangan yang dialami, lapangan ini kan luas ya, jadi banyak acara selain jentera komunitas ini yang berjalan langsung banyak, jadi ya kaya tidak kondusif lah gitu,” ungkapnya.
Acara diskusi juga menghasilkan output berupa e-book puisi, yang tidak hanya meningkatkan literasi tetapi juga menambah wawasan tentang studi gender dan feminisme, “Di acara kami juga terdapat outputnya yakni e-book pengkaryaan puisi selain menambah wawasan terkait studi gender dan feminisme di sini juga kita mengeluarkan output e-book pengkaryaan puisi jadi tingkat literasi meningkatkan wawasan studi gender dan feminisme meningkat,” jelas Mario.
Evelyn Ramadhani Wibowo, mahasiswa Sastra Indonesia angkatan 2024 mengungkapkan tema diskusi piknik kreatif relevan dengan kehidupan karena masih banyak yang kurang peduli dengan feminisme dan gender, ”Iya beritanya itu relevan dengan kehidupan di sekitar saya, karena masih banyak orang itu yang tidak mempedulikan feminisme dan gender ya kan, masih banyak orang yang belum peka akan hal seperti ini. Maka dengan adanya kegiatan seperti ini membuka banyak pikiran orang-orang biar enggak nyebelin gitu,” ungkap Evelyn pada Minggu (17/11).
Evelyn memberikan pesan positif agar ke depannya ada lebih banyak acara seperti ini, yang mengangkat diskusi santai tentang hal-hal penting bagi pelajar dan masyarakat umum, “Semoga ada acara-acara selanjutnya yang kaya gini, yang kaya ngobrol santai tentang hal-hal yang harus diperhatikan oleh banyak mahasiswa bahkan masyarakat luas,” pungkas Evelyn.

 

penulis: Desti Sagita

View Comments (0)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Scroll To Top