Gelar Diskusi Keteateran, “Teras” Teguhkan Eksistensi

Teater Rayon Sastra (Teras) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Jember (Unej) nampak senantiasa dalam komitmen untuk mengasah dan menambah wawasan keteateran. Sabtu (5/11) waktu isya di Kafe Nong Jalan Semeru, pengurus Teras menghelat diskusi bertajuk “Seni Olah Tubuh, Eksplorasi Menyeluruh”. Diskusi ini dimoderatori oleh Wildan Hasan, Mahasiswa Sastra Indonesia 2021, dengan pembicara sekaligus pemantik, Afifuddin Muslikh, Mahasiswa Sastra Indonesia 2019 yang cukup malang-melintang berteater.
Muslikh membuka diskusinya dengan pertanyaan kepada audiens soal apa itu eksplorasi terhadap tubuh.
Mahasiswa asal Kendal, Jawa Tengah, itu menuturkan bahwa di dunia teater, aktor harus menyelami sedalam-dalamnya tubuh sendiri, mulai dari ujung rambut hingga mata kaki, menggali potensi-potensi yang terkandung di dalamnya. Tubuh dengan segala perniknya adalah medium untuk menyampaikan pesan kepada penonton. Agar pesan tersebut tersampaikan dengan baik dan maksimal, maka perlu ditempuh latihan yang intensif dan tekun. Latihan ini dimaksudkan untuk mengolah dan mengasah tubuh secara menyeluruh.
“Jadi, Kita harus mendalami fungsi dari setiap anggota tubuh kita dengan cermat dan detail, itulah tujuan dasar eksplorasi tubuh hingga menyeluruh,” urainya.
Kepada audiens, Muslikh juga memberi contoh bagaimana dalam memerankan satu tokoh harus demikian cermat dan meyakinkan. Memerankan seorang ustaz misalnya, aktor harus mengetahui seluk-beluk tentang ustaz, mulai dari cara berpikir, cara bicaranya, cara berpakaian, dan lain sebagainya. Selaras dengan hal ini, Wildan Hasan menambahkan secara konseptual bahwa ketika seorang aktor ingin memerankan suatu tokoh, ia harus memperhatikan aspek sosiologis, psikologis, dan fisiologis tokoh.

Diskusi berlangsung cair karena antara pemantik dan audiens begitu dekat, dibuktikan dengan beberapa pertanyaan yang diajukan dari awak hadirin.
Seorang mahasiswi baru Sastra Indonesia yang enggan disebut namanya mengapresiasi acara diskusi ini. Menurutnya, materi yang dibawakan oleh pemantik keren, apalagi pada saat diskusi cukup menarik dan seru.
“Pematerinya lucu, jadi materi bisa tersampaikan dengan baik dan tidak kaku,” ungkapnya usai diskusi rampung.
Ditanya mengenai hal apa saja yang didapat, dia berpendapat kalau selain mendapat relasi baru, ia juga memperoleh materi tentang keteateran yang menurutnya sarat akan permenungan makna, sehingga ia yang awalnya tidak memiliki latar belakang teater pun sekarang memiliki gambaran awal mengenai dunia teater yang bisa ia gunakan sebagai bekal awal untuk berkecimpung di dalamnya.
Diwawancarai secara terpisah, Arif Rahman Hakim, selaku ketua panitia berharap acara ini setidaknya dapat sebagai sarana penyegaran ulang tubuh Teras dalam mengawali perjalanannya selama setahun ke depan, sekaligus juga “mem-branding” nama Rayon PMII FIB melalui Teras-nya.
“Dua misi tadi minimal juga dapat menjadi ajang diseminasi ilmu pengetahuan, dalam hal ini di bidang teater, sebuah bidang yang umumnya diasosiasikan dengan Fakultas kita, yakni FIB,” tandasnya dengan yakin.
Penulis: Haikal Faqih
Penyunting: Rizqi Hasan
Foto: Tri Aprilia
seonggok homo unius libri