IKN: Human with Nature, NOT Human versus Nature

Ibu kota Negara “Nusantara” akan menjadi ikon baru Indonesia yang dibangun dengan konsep smart city dan akan dijadikan menjadi bagian dari kota maju di dunia. Pemindahan Ibu kota dari Pulau Jawa ke Kalimantan menjadi upaya dalam percepatan pembangunan, pemerataan dan pemberdayaan kawasan Indonesia bagian Timur. Ibu kota Indonesia yang baru akan berpusat di Kalimantan Timur yang terbagi dalam dua wilayah otonom, yakni Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara. Selain dirancang menjadi smart city, ibu kota IKN juga memiliki konsep eco-friendly.
Desain IKN akan dirancang dengan bangunan yang ramah lingkungan dan tetap dikelilingi pepohonan yang rimbun serta banyak dibangun trotoar untuk pejalan kaki. Selain itu, di dalam design IKN juga menggambarkan banyaknya ruang terbuka hijau tanpa bangunan yang berdiri. Konsep eco-friendly lainnya adalah kebijakan penggunaan transportasi publik berbasis listrik dengan estimasi waktu tempuh maksimal 10 menit. Kendaraan listrik yang akan dioperasikan di wilayah IKN diberi nama Autonomous.
Menurut pemaparan dari Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi menjelaskan bahwa “Ibu kota IKN akan menggunakan kendaraan listrik sebagai transportasi utama sesuai dengan konsep smart city smart mobility yang akan digaungkan di IKN nantinya”. Kendaraan listrik yang akan dioperasikan merupakan hasil rekonstruksi model transportasi yang mengkomparasikan antara kereta dan bus dengan menggunakan jalur rel virtual. Sistem transportasi tersebut akan dikenal sebagai transportasi futuristik karena ramah lingkungan, fleksibel dan memudahkan mobilitas.
Selain kendaraan listrik, di IKN juga akan menggunakan smart technology dengan memanfaatkan matahari sebagai sumber listrik sekaligus sistem pencahayaan alami dan menerapkan jaringan kabel tanam di bawah tanah. Ibu kota IKN juga akan memiliki banyak waduk dan pembangkit listrik dengan tenaga angin. Keberlanjutan ibu kota Nusantara tidak hanya diperuntukkan bagi penduduk masa sekarang saja, namun juga untuk generasi bangsa selanjutnya.
Otorita Ibu Kota Nusantara dikonsep menjadi kota hijau, berkelanjutan dan resilien karena didukung oleh potensi hutan tropis yang berperan sebagai penyerap karbon dan mampu meminimalkan emisi. Persentase kawasan IKN secara fungsionalis meliputi 65% hutan tropis melalui proses reforestasi, 25% sebagai kawasan kota dan 10% sebagai kawasan hijau dan produksi pangan. Hal tersebut sebagai upaya mitigasi perubahan iklim. Konsep lain yang dirancang adalah mengintegrasikan antara koridor hijau dan koridor biru untuk meningkatkan penyerapan serta mengatur tata letak kota untuk mengurangi limpasan air.
Mengenal Lebih Jauh Tentang IKN “Nusantara”
Ibu kota Nusantara akan dijadikan sebagai sentral ekonomi Indonesia karena akan bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar dunia. Beberapa perusahaan yang berminat menjadi bagian dari IKN adalah Google, Microsoft dan Amazon. Selain itu, di bidang smart city beberapa perusahaan yang masuk adalah Honeywell, Intens, dan IBM (International Business Machines Corporation), Samsung, dan beberapa perusahaan lainnya dari Eropa. Perusahaan-perusahaan besar tersebut memiliki kepercayaan tinggi akan keberlangsungan pembangunan IKN menuju smart city di dunia.
Ekosistem smart city yang akan dikembangkan meliputi smart manufacturing, smart government, smart mobility, smart digital citizens, open data, smart health, smart agriculture, smart buildings, smart energy and smart transportation. Dalam proses pembangunan ibu kota Nusantara diharapkan mampu menjadi magnet ekonomi baru khususnya bagi masyarakat lokal di Kalimantan dan mampu mengembangkan sumber daya manusia di daerah tersebut, utamanya dalam aspek ekonomi melalui proyek-proyek besar yang ada. Pemindahan dan relokasi Ibu kota di Indonesia saat ini sudah bukan menjadi yang pertama dan terbaru karena negara-negara di dunia juga telah melakukan hal tersebut, seperti Arab Saudi yang membangun kota futuristik berbentuk garis lurus di tengah gurun pasir dan Mesir yang mengonsep ibukota barunya dengan menerapkan keseimbangan dalam aspek ekologis.
Wajah baru Ibu kota Nusantara mengusung konsep “Nagara Rimba Nusa” yang memiliki filosofi kesinambungan antara tiga unsur penting, yaitu alam, manusia dan Tuhan. Nagara sebagai perwakilan aspek negara atau pemerintahan di Indonesia, Rimba sebagai karakter Pulau Kalimantan yang memiliki kekayaan hutan melimpah serta Nusa sebagai konsep idealis bangsa Indonesia sebagai negara kepulauan.
Rancangan mengenai Ibu kota Negara Nusantara adalah menghadirkan kesinambungan antara human and nature. Secara biologis, kawasan Kalimantan menjadi paru-paru bagi Indonesia karena cakupan kawasan hutannya yang cukup luas. Beberapa kawasan hutan yang ada meliputi hutan lindung, hutan produksi dan beberapa area peruntukan lainnya. Sebelum pembangunan IKN dilangsungkan, terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan, seperti ketepatan lokasi Ibu kota baru dan keseimbangan pada lingkungannya.
Merujuk pada data Pusat Studi Perkotaan Tahun 2022, terdapat tiga syarat utama dalam pembangunan suatu kota, yakni ketersediaan air baku, adanya aksesibilitas pada lokasi serta kondisi tanah mencukupi kualitas. Sejatinya, membangun suatu kota tidak hanya mengedepankan segi infrastruktur bangunan dan kemegahannya saja, melainkan yang menjadi pokok utama adalah keberlangsungan ekosistemnya, meliputi manusia, alam dan lingkungan yang ada di dalamnya.
Oleh sebab itu, pembangunan IKN di Kalimantan juga memprioritaskan beberapa aspek utama salah satunya pada upaya pengendalian potensi banjir melalui pembangunan drainase, sehingga harapannya adalah banjir dapat diantisipasi dan ketersediaan air bersih terpenuhi. Selain itu, infrastruktur lainnya yang dibangun adalah bendungan Sepaku Semoi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan air baku di wilayah IKN.
Penulis: Rismayanti Khomairoh