Now Reading
KIPMII Adakan Diskusi Kepenulisan Ilmiah, La Abdul: Menulis Berarti Mencintai

KIPMII Adakan Diskusi Kepenulisan Ilmiah, La Abdul: Menulis Berarti Mencintai

Jember, Matapena.id – Komunitas Inteligensia Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (KIPMII) Rayon Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Jember (Unej) mengadakan diskusi kepenulisan ilmiah pada Minggu, (20/11/2022) malam, via pertemuan daring Zoom Meeting.

Diskusi yang mengusung tema “Bangkit Dengan Literasi dan Penulisan Karya Ilmiah” ini dimoderatori oleh Akmal Rizka Wardana, Mahasiswa Ilmu Sejarah 2020 dan La Abdul Halim yang juga Mahasiswa Ilmu sejarah 2020 sebagai pembicara sekaligus pemantik.

Diskusi yang berlangsung mulai pukul 19.00 WIB ini dimulai dengan pemaparan mengenai literasi dan kaitannya dengan penulisan karya ilmiah oleh pemantik. Salah satu mahasiswa yang karya ilmiahnya acapkali menyabet penghargaan itu memaparkan bahwa dengan menulis karya ilmiah, berarti ikut andil dalam menghidupkan literasi. Sebab, lanjutnya, pada hakikatnya menulis dan membaca adalah dua hal yang sangat erat kaitannya.

“Ketika kita menulis, maka membaca menjadi ritual pembuka yang wajib dilakukan, ” tuturnya.

Berikutnya, La menyampaikan bahwa selain memberikan kontribusi besar terhadap kemajuan literasi, ada pula keuntungan untuk diri sendiri ketika belajar menulis karya ilmiah. Salah satunya ialah melatih diri untuk kritis terhadap fenomena yang terjadi di sekitar.

“Ketika pemikiran kritis, kita akan lebih cepat menanggapi sesuatu termasuk tugas-tugas perkuliahan juga akan selesai tepat waktu,” lanjutnya.

Menurut La, manfaat yang cukup besar lainnya yakni melatih public speaking. Sama halnya dengan berbicara, menulis juga perlu keahlian untuk menyusun kalimat agar mudah dipahami oleh pembaca. Menulis karya ilmiah berarti melatih penyusunan kalimat yang bisa digunakan untuk berbicara di depan publik. Ia memberikan beberapa tips untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dalam menulis, yakni dengan membuat catatan yang dapat diakses di manapun dan kapanpun.

“Menulis berarti harus bisa masuk dan mencintai agar kita bisa menulis dengan sepenuh hati dan bahkan bisa menjadi candu,” tuturnya saat menjawab pertanyaan dari peserta.

Rizqi Hasan, Mahasiswa Sastra Indonesia 2020 yang juga aktif dalam kepenulisan menambahi bahwa agar dapat menulis dengan lancar dan nyaman, seorang penulis mesti fokus menuangkan gagasan yang terpikir di kepala tanpa memedulikan hal teknis seperti kebenaran struktur apalagi keindahan.

“Tulislah apa yang ada di kepala saat itu juga tanpa memedulikan baik-buruk dan salah-benarnya tulisan tersebut, karena akan ada saatnya bagi penulis untuk self-editing terhadap tulisannya,” tandasnya.

Anishatul Rahmah, Mahasiswa Sastra Indonesia angkatan 2022, mengungkapkan kesannya terhadap diskusi ini. Menurutnya, diskusi ini membuatnya semakin termotivasi untuk belajar menulis dan mengikuti karya tulis ilmiah.

See Also

“Diskusinya asyik, apalagi kakak-kakaknya juga ramah banget. Terus cara jelasinnya juga detail dan mudah dipahami,” ucapnya ketika diwawancarai via chat Whatsapp.

Sementara Ketua Rayon PMII FIB Unej, Muhammad Afifuddin, mengungkapan bahwa diskusi ini merupakan kegiatan rutinan dari KIPMII yang dinaungi oleh Bidang 3. Menurutnya, kegiatan ini sangat penting karena literasi merupakan salah satu upaya untuk melestarikan ilmu dan memperbaiki kultur masyarakat yang lebih baik.

“Dengan membaca kita tahu dunia, dengan menulis kita diketahui dunia,” pungkasnya, menukil perkataan Sastrawan Ulung Indonesia, Pramoedya Ananta Toer.

Diskusi diikuti sekitar 30 peserta yang terdiri dari Ketua, Pengurus, Anggota Rayon PMII, dan beberapa Mahasiswa Baru di Lingkungan FIB Unej. Diskusi berjalan seru sampai sekitar pukul 21.00 WIB dan diakhiri dengan foto bersama antara peserta, pemateri, dan moderator.

Penulis: Cindy Virda Amelia
Penyunting: Rizqi Hasan
Tangkapan Layar: Cindy Virda Amelia

View Comments (0)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Scroll To Top