Now Reading
Peran KOPRI menjadi Pelopor Peduli Disabilitas di Situbondo

Peran KOPRI menjadi Pelopor Peduli Disabilitas di Situbondo

Kepemimpinan adalah kekuatan untuk memimpin dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien dalam sebuah organisasi. KOPRI adalah akronim dari korps putri PMII, merupakan bagian dari organisasi PMII yang bersifat semi otonom. Artinya “semi” terdapat garis instruksi, konsultasi, dan koordinasi, sedangkan “otonom” memiliki arti KOPRI memiliki tugas dan wewenang sesuai dengan bidangnya masing-masing serta pergerakan KOPRI telah sesuai dengan peraturan rumah tangga, dan bertugas memperdayakan anggota maupun kader putri PMII.  Kegiatan yang dilakukan oleh KOPRI dapat memberikan banyak manfaat bagi kader terutama bagi yang putri. Manfaat kegiatan tersebut adalah dapat meningkatkan kemampuan mereka dengan kegiatan perempuan.

Sejarah Korps PMII putri (KOPRI) adalah bermula berdiri pada kongres ke-III PMII pada tanggal 7-11 Februari 1967 di Malang, Jawa timur bernama Departemen Keputrian dengan berkedudukan di Jawa Timur dan lahir bersama Musyawarah Kerja Nasional (MUKERNAS) ke-II PMII di Semarang Jawa Tengah pada tanggal 25 September 1967. Ketika PMII didirikan KOPRI memang belum ada, yang ada hanya divisi keputrian. KOPRI tidak ada bukan karena peran perempuan yang kecil, hanya saja peran perempuan saat itu masih sibuk dengan urusan masing-masing seperti menangani masalah rumah, menjahit, dan di dapur. Divisi keputrian tersebut bekerja untuk menangani hal yang berkaitan dengan tugas perempuan. Namun, perempuan juga tidak menutup kemungkinan untuk menjadi struktur penting di PMII. Peran perempuan saat itu kurang terlihat karena SDM yang dimiliki sedikit. Saat itu peran antara perempuan dan laki-laki saling bekerjasama untuk menutupi kekurangan yang dimiliki PMII pada saat itu. Termasuk mengambil keputusan peran perempuan juga sangat dibutuhkan di dalam organisasi.

Lahirnya KOPRI berawal dari keinginan perempuan pada saat itu agar mereka memiliki ruang sendiri untuk beraktivitas sehingga mereka dapat bebas mengeluarkan pendapat dan melakukan apapun. Kaum laki-laki pada saat itu telah mendukung keinginan kaum wanita tersebut. Status KOPRI pada saat itu masih semi otonom yang sebelumnya terbentuk dari divisi keputrian. Pergerakan KOPRI pada saat itu masih bersifat emansipasi perempuan dalam bidang sosial dan kemasyarakatan. Pada awal berdirinya KOPRI bekerjasama dengan beberapa organisasi perempuan termasuk organisasi Muslimat untuk mewadahi mobilisasi perempuan. KOPRI didirikan untuk membentuk kekuatan kader putri yang ada di PMII guna mendorong organisasi tersebut.

Kekerasan seksual yang sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia sudah tersebar di berbagai daerah. Salah satu daerah yang terkena dampak kekerasan seksual adalah kabupaten Situbondo. Kekerasan seksual yang terjadi di Situbondo dapat terjadi ke setiap perempuan termasuk perempuan penyandang disabilitas. Dikutip dari berita Situbondo perkara kekerasan seksual kapolres menangani tiga kasus yaitu, difabel menjadi korban, dan perkara lainnya difabel menjadi tersangka. Kasus tersebut ditangani oleh kasat Reskrim dan kanit PPA. Untuk tindak lanjut kasus ini akan melibatkan Pelopor Peduli Disabilitas (PPDis). Pelopor Peduli Disabilitas adalah salah satu komunitas yang menangani dan menyelesaikan kasus difabel yang ada di kabupaten Situbondo. Komunitas tersebut berharap orang yang menyandang difabel harus mendapatkan keadilan yang sama dengan non-difabel. Ketua komunitas PPDis Luluk Ariyantiny berharap ada pendampingan korban maupun saksi difabel serta kasus yang ada. Komunitas ini juga berharap tidak ada perbedaan kasus antara difabel dan non-difabel, serta ada pendampingan khusus bagi korban difabel dan non difabel dari kepolisian.

Kapolres AKBP Andi Sinjaya mengatakan bahwa mereka tetap memantau dan berusaha menerapkan keadilan bagi para penyandang difabel. Kepolisian juga berharap kepada PPDis juga turut membantu agar update kasus dapat dilakukan dan keadilan bagi difabel dapat diterapkan dengan baik. Dan untuk kasus lanjutan akan ditangani dengan baik. Pada tanggal 7 Juni 2022 polres Situbondo menggelar diskusi bersama PPDis dan SIGAB tentang Sidik dan Lidik untuk penanganan kasus Disabilitas berhadapan dengan hukum. Kegiatan tersebut diikuti oleh beberapa organisasi masyarakat  salah satunya PC PMII Situbondo. Organisasi PMII yang memiliki lembaga khusus yaitu KOPRI seharusnya memberi pendampingan yang baik terutama bagi perempuan yang menyandang disabilitas.

Peran KOPRI terhadap kabupaten Situbondo seharusnya memberi perubahan dari keadaan sebelumnya menjadi keadaan yang lebih baik. Seperti peran KOPRI di kabupaten Situbondo kurang memberi peran terhadap masyarakat, terutama masyarakat perempuan yang terkena dampak pelecehan seksual. Perubahan yang KOPRI berikan juga harus berdampak pada perempuan penyandang disabilitas. Salah satu perubahan yang harus KOPRI berikan yaitu, dari awal yang tidak aktif harus bisa berubah dengan memberikan pendampingan yang aktif bagi korban pelecehan seksual. Selain itu, KOPRI juga harus memberikan pemahaman tentang pelecehan seksual terhadap masyarakat Situbondo agar mereka dapat menjaga diri dan tahu caranya untuk menghindar.

Kedua, KOPRI harus memberikan kepastian terhadap masyarakat agar masyarakat tidak terkejut dengan keadaan yang tiba-tiba terjadi  seperti saat ini Covid-19. KOPRI harus mempunyai plan B untuk rencana yang tidak berjalan dengan lancar karena terhalang oleh kejadian yang tidak terduga. Ketiga, KOPRI harus memberikan solusi yang tepat terutama bagi masyarakat perempuan yang terkena pelecehan seksual. KOPRI harus mencari data terlebih dahulu untuk memastikan solusi apa yang akan mereka ambil dalam hal menangani kasus tersebut. Solusi yang diberikan oleh KOPRI harus memiliki dampak terhadap semua permasalahan yang menyangkut kasus pelecehan seksual. Keempat, KOPRI harus berperan memberikan solusi konkret, salah satu contoh solusi yang nyata adalah membuat gerakan terhadap masyarakat, seperti memberikan penyuluhan terkait pemahaman kekerasan seksual yang terjadi di masyarakat sekitar.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa peran VUCA sangat penting bagi KOPRI di era milenial saat ini. Ke depannya KOPRI harus memiliki VUCA prime, yaitu visi, pemahaman, kejelasan, kelincahan agar lebih mudah untuk menghadapi segala perubahan.

 

penulis: Tri Aprilia CK

ilustrasi: Fatmawati

View Comments (0)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Scroll To Top