Puisi-puisi Mario

Jalan Pasti Menjadi Kasti atau Mati
Ke manakah jalan menuju pasti?
agar diri tak menjadi kasti
Mengucur retih
Berwadah letih
Adakah jalan bertubuh pasti?
agar diri tak berakhir mati
Berserak peti
Mewadahi risih
Bagaimana berjalan pasti?
agar diri tak berandai besi
Menapak karib
Berujung Kedip
Risau Terteguk Pisau
Garam, gula, minyak bersisa wajah
Keringat saja menyatu minyak telang
Dari mana pula harus berhutang?
Kutang saja tergadai sudah
Pisau, di mana pisaunya?
Hendak mengiris risau ini
di meja mana terletak dirinya?
kan membujuknya, tuk ditiduri
ah… kalap kian bertemu
Mari bercumbu
denganmu, lengang sudah bising-bising itu
Rumah Beserta Isinya
Pupil bohlam menghardik isi
Lelap televisi sepanjang hari
Jam dinding berliur semut
Serta badan rumah bersarung lumut
Tatap bohlam menghardik sepi
Lenyap sapu keberadaannya
Debu menggenangi lantai
Baling-baling kipaspun enggan bersuara
Rumah beserta isinya
Satu-dua genteng menjatuhkan diri
Bisu lengkap terbingkai
Telak sudah termakan senyap
– Penulis: Mario
Situbondo, 9 Februari 2025