Now Reading
Review Buku: Feminis Islam dan Islam Feminis

Review Buku: Feminis Islam dan Islam Feminis

Penulis: Anna King dan Fatima Seedat

Penerbit: Pustaka Osiris

Halaman: 148

 

Buku berjudul Feminis Islam dan Islam Feminis ini sangat menarik untuk dibaca. Feminis islam ini acapkali mempunyai kesan sebagai hal yang tidak bisa dihindarkan dari konvergensi islam dan feminis islam sendiri. Kita meyakini bahwa perempuan membutuhkan spirit feminis dalam bentuk apapun. Kesetaraan antara perempuan dan laki-laki sebagai sebuah problem adalah upaya memahami keyakinan baru tentang perbedaan jenis kelamin yang berasal dari paradigma budaya non barat dan anti-kolonial.

Pada tahun 1990-an tiga tokoh terkemuka seperti Leila Ahmed, Fatima Mernissi dan Amina Wadud mengatakan bahwa masyarakat muslim modern menjadi faktor penting dari menurunnya status perempuan muslim.

Kemudian apa yang dipertaruhkan ketika analisis kesetaraan perempuan muslim disebut dengan feminis islami?

Pengertian feminis islam yang konteksnya lebih luas pada perempuan islam, mendukung pernyataan baru bahwa kesetaraan perempuan feminis itu adalah feminisme, yang sangat-sangat diperlukan untuk melindungi hak perempuan muslim Indonesia. Hal ini berdampak pada keperluan yang memadai dalam membantu kita untuk mengkritik kehidupan yang membentuk politik sejarah.

Banyak pengertian dan pendapat tentang islam sendiri, yang telah mengilhami banyak perubahan besar yang sebenarnya memberi banyak kenyamanan pada pria, perempuan dan pedoman etnis. Al-quran memberikan laki laki dan perempuan keseimbangan spritual. Tetapi terkadang ada beberapa ayat-ayat alquran yang membuat beberapa feminis kesulitan dengan hak-hak perempuan modern. Sebagian besar feminis islam membuat perbedaan antara praktik budaya seperti apa yang sebenarnya terjadi dengan firman tuhan yang murni. Buku Feminis Islam dan Islam Feminis ini didefinisikan untuk perempuan yang pernah mengalami pemerkosaan, kekerasan dan pelecehan psikologis. Untuk menemukan keberanian dan untuk mencari ganti rugi dan penyerangan untuk menemukan keadilan. Beberapa feminis islam terlibat dengan al-quran secara kritis, tujuan mereka adalah mendominasi secara historis dan untuk kembali kebebasan periode awal.

Dalam pasca modern sekarang perdebatan peran perempuan dalam islam, dalam sejarah di Pakistan islam sebagai realitas budaya diekspolitasi untuk membenarkan suborninasi perempuan. Para feminis muslim menonton prinsip-prinsip ijma dan ijtihad dalam memajukan perjuangan mereka.

Hugges 2008 berpendapat bahwa banyak islamis profesionalis tidak memasuki wacana kritis karena takut dipinggirkan dan orientalisme.

Kita sebagai perempuan muslim, harus mendegarkan suara-muslim lainnya dan tidak menentang orientalis khas. Peranan yang dipegang perempuan dihambat oleh keadaan sosial, ekonomi, dan politik, di mana hubungan gender dan agama dilibatkan.

Di area politik global, islam menyediakan peluang bagi pemikiran-pemikiran politik. Kerusakan tentang muslim yang dilakukan menunjukkan bahwa kontruksi ilmiah dari islam ‘orientik’ dapat menjadi masalah karena bertepatan dengan liberalisasi, karena itu gagal untuk menjadikan keberanian-keberanian perempuan dalam budaya islam dan perjuangan mereka melawan penindasan.

Review oleh: Sahabati Vinka Aulia (2019)

View Comments (0)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Scroll To Top